Friday, February 13, 2015

Antara Pinggir dan Pusat Kota

Internationale Bauausstellung Berlin 1987

Tidak selalu pinggir kota selamanya menjadi pinggir kota (Periphery), demikian. pula pusat kota selamanya menjadi pusat kota. Yang pertama dapat dengan mudah dibuktikan dengan kasus Simpang Lima yang dulu rawa sekarang menjadi ajang perebutan para investor untuk mendirikan bangunan-bangunan pusat perbelanjaan dan rekreasi.

Sedang contoh kedua yang paling menarik adalah kasus Berlin setelah perang dunia kedua dimana selain letaknya di Jerman Timur, kotanya sendiri dibagi menjadi dua blok, Berlin Barat dan. Timur. Pada saat perang dingin berkecamuk, Berlin barat dipagari tembok yang mana tembok ini membelah tepat pusat kota dimana disitu terdapat pusat perdagangan, kebudayaan,serta berbagai bangunan pemerin-tahan. Dalam waktu yang relatif singkat, pusat kota di Berlin barat yang berdekatan dengan tembok berdarah itu menjadi pinggir kota yang dihuni oleh golongan bawah seperti kaum imigran Turki. Dengan berbagai lomba urban disain yang tergabung didalam International Bau Austellung (IBA) para arsitek mendirikan pusat kota baru untuk Berlin Barat  (Wolgang Braufels 1984).

Pada tahun 1989 tatkala tembok itu diruntuhkan sebagai pertanda bersatunya kembali Jerman Barat dan Timur,  daerah pinggir yang dekat dengan tembok ini segera menjadi pusat kota lagi. Namun untung nya pusat kota yang didirikan di Berlin Barat di saat perang dingin selalu diilhami dengan angan-angan bahwa tembok tinggi itu suatu ketika akan hancur sehingga para arsitekpun mendisain pusat kota Berlin Barat dengan memperhitungkan letak pusat kota Berlin sebelum perang.

Pergeseran dari pusat kota menjadi daerah pinggiran atau Periphery ini juga terjadi di Semarang walaupun tanpa tembok berdarah. Di Jaman Belanda, pusat kota ini adalah antara setasiun Tawang dan Jurnatan yang dulu juga setasiun. kereta api, sekarang biasa. disebut sebagai kota lama. Saat ini daerah tersebut banyak ditinggalkan sehingga di malam hari menjadi demikian sunyi dan tempat mangkalnya para penjaja cinta.. Sayangnya, pusat-pusat kota yang baru tidak pernah direncanakan secara kontekstual dengan kota lama tadi.

No comments:

Post a Comment