Thursday, February 12, 2015

Pendahuluan

 Rumah Suku Sasak

Yang antara lain membeda-kan manusia dengan mahluk lain adalah di dalam memperlakukan huniannya. Tidak cukup hanya untuk bersinggah di malam hari namun lebih dari itu merupakan wadah hubungan sosial dan ritual yang didasari oleh filosofi way of life nya. Di dalam rumah atau huniannya, manusia melakukan hubungan sosial baik dengari sesama penghuni rumah maupun tetangga di sebelahnya. Di dalam rumah pula manusia melakukan berbagai acara ritual, dari sesajen, selamatan sampai sembahyang.

Bahkan manusia yang paling primitifpun tidak puas dengan interior gua tempat mereka berhuni. Sedikit demi sedikit dinding yang polos dipahat dengan peralatan sederhana, akhirnya interior gua tersebut memiliki pahatan-pahatan yang indah tentang peri kehidupan mereka. Ruang yang mula-mula kosong alami, diisi perabot yang antara lain untuk meletakkan hasil perburuannya. Pada sudut-sudut gua diberi 'oncor' untuk penerangan. Sedang tempat api unggun diletakkan tidak jauh dari mulut gua sebagai pencegah masuknya binatang buas.

Dari gua-gua alami tempat bermukim, secara evolusi manusia mulai membangun rumahnya dari bahan-bahan yang mudah didapatkan. Bangsa Eskimo mempergunakan gundukan salju untuk berlindung dari kedinginan. Bentuk rumahnya yang seperti tempurung ditelungkupkan ternyata mampu memberi kehangatan. Bangsa-bangsa di Timur Tengah, didorong oleh kondisi geografis yang penuh dengan padang pasir. memilih batu-batuan sebagai bahan bangunan rumahnya. Di Asia Tenggara yang tropis. kayu dan daun memiliki andil besar pada konstruksi rumah.

Dan evolusi bentuk rumah diikuti dengan timbulnya berbagai aturan tentang susunan ruang interior, tata Ietak dan orientasi rumah. Semua aturan ini didasari oleh kepercayaan spiritual, kebiasaan hidup yang dianut. Sehingga dikenal bermacam-macam pola pemukiman tradisional yang tersebar di seluruh muka bumi.

No comments:

Post a Comment