Thursday, February 12, 2015

Revolusl Ruang

Amsterdam

Bermula dari banjir inilah Kali Semarang yang bersejarah harus dinormalisasikan. Yang berarti dilebarkan, diperdalam, serta diberi jalan inspeksi di kedua sisi sungai. Memang sampai sekarang masih terdapat pertentangan pendapat akan kemampuan Kali Semarang setelah normalisasi didalam menanggulangi banjir yang menjadi monok kota. Tetapi satu hal yang tidak dapat dipertentangkan lagi adalah; Di sana telah terjadi 'revolusi ruang atau perubahan tata ruang yang demikian mendadak akibat normalisasi Sungai.

Revolusi ruang tadi selain dengan munculnya jalan inspeksi,juga pengorbanan beberapa bangunan baik bangunan permanen maupun semi permanen. Normalisasi pada periode tahun 1987 terjadi pada penggal Kali Semarang mulai dari jembatan di jalan Ki Mangun Sarkoro sampai jembatan di jalan KH.Agus Salim. Pada penggal ini pulalah pengamatan penelitian 'Studi perubahan tata ruang di Lingkungan Kali Semarang dilakukan.

Berbeda dengan sungai Seine di Paris, kanal-kanal di Amsterdam dan sungal Slngapura yang dibangga-banggakan sebagal tempat wisata yang mengasyikkan. Yang dijumpai pada penggal Kali Semarang tersebut di atas adalah pemukiman jorok, mulai dari gubuk-gubuk reyot sampai gudang bekas yang disekat bagian dalamnya untuk bermukim. Air sungai yang hitam itu, selain menjadi tempat pembuangan sampah dan glontoran kotoran dari kakus, juga berfungsi sebagai tempat buang hajat terpanjang di kota Ini. Ironisnya pada tempat-tempat tertentu masih menjadi ajang untuk mencuci pakaian, bahkan ada penduduk yang menguliti ayam di situ dan dijual dipasar.

No comments:

Post a Comment