Wednesday, February 11, 2015

Embryo Kota

Peta Semarang Tahun 1695

Sejarah kota Semarang dimulai dengan kedatangan Cheng Ho, seorang panglima dinasti Ming (1368 - 1644) di Tiongkok yang legendaris, yang mengunjungi pulau Jawa antara tahun 1405 sampai dengan 1433.1) Di antara tahun-tahun ini dia dan armadanya mengunjungi pulau jawa beberapa kali guna misi persahabatan. Di salah satu pelayarannya seorang komandan armadanya Ong King Hong jatuh sakit. Karena keadaan darurat tadi, Cheng Ho memerintahkan awak kapalnya untuk melempar jangkar di sebuah teluk yang terletak di depan Sungai Garang. Kemudian dengan kapal kecil dia beserta anak buahnya menelusuri sungai ini hingga sampai di Simongan, tepatnya di sebuah sebuah gua. Di tempat inilah dia merawat Ong King Hong.2)

Beberapa hari kemudian, setelah Ong King Hong sembuh, Cheng Ho dan awak kapalnya meneruskan pelayarannya kembali. Tetapi Ong King Hong tidak ikut, dia dan sepuluh awak kapal yang lain tinggal di tempat ini. Di bawah kepemimpinan Ong, para awak kapal mulai mendirikan sebuah permukiman di dekat gua tadi.
 
Lama kelamaan datang orang Tionghoa lain yang bermukim disitu. Cheng Ho kemudian didewakan oleh masyarakat Tionghoa di Simongan dan di dalam gua tadi didirikan sebuah patung untuk menyembayanginya. Admiral Tionghoa ini kemudian diberi gelar Sampo.

Kemudian patung tadi menjadi sebuah kuil terkenal yang dinamai Sam Po Kong dan daerah dari Simongan sampai pesisir dinamai Sam Po Lung yang berarti bukit Sam Po. Didalam bahasa Jawa Sampolung diucapkan Semarang.3)

Di tahun 1476, menurut cerita rakyat, di atas bukit Bergota Seorang penyebar agama Islam Ki Ageng Pandan Arang beserta pengikutnya mendirikan permukiman dengan pelabuhan kecil. Bukit ini terletak di sebelah Timur Kali Garang dan kira-kira 1,5 kilometer dari Simongan.

Di awal abad ke 16, karena erosi dari sungai Garang, di kaki bukit Bergota terbentuk dataran yang membuat garis pantai berpindah ke Utara. Akibat erosi ini garis pantai bergerak ke Utara 8 meter setiap tahunnya.4) Saat itu teluk di depan sungai Garang sudah tidak ada lagi, sungai ini diteruskan oleh Kali (sungai) Semarang yang mengalir di dataran rendah. Setelah Ki Ageng Pandan Arang meninggal dunia, penggantinya Ki Agen Pandan Arang II memindahkan permukimannya ke arah Utara mendekati sungai.

Di tahun 1547 Ki Ageng Pandan Arang dinobatkan menjadi bupati Semarang yang pertama oleh Sultan Mataram. Bupati baru ini mendirikan kratonnya di sebelah Barat Kali Semarang. 5) Keraton ini memiliki orientasi ke Utara dan di depannya ada alun-alun dengan mesjid di sisi Barat.

Di awal abad ke 16, karena erosi dari sungai Garang, di kaki bukit Bergota terbentuk dataran yang membuat garis pantai berpindah ke Utara. Akibat erosi ini garis pantai bergerak ke Utara 8 meter setiap tahunnya.4) Saat itu teluk di depan sungai Garang sudah tidak ada lagi, sungai ini diteruskan oleh Kali (sungai) Semarang yang mengalir di dataran rendah. Setelah Ki Ageng Pandan Arang meninggal dunia, penggantinya Ki Agen Pandan Arang II memindahkan permukimannya ke arah Utara mendekati sungai.

Di tahun 1547 Ki Ageng Pandan Arang dinobatkan menjadi bupati Semarang yang pertama oleh Sultan Mataram. Bupati baru ini mendirikan kratonnya di sebelah Barat Kali Semarang. 5) Keraton ini memiliki orientasi ke Utara dan di depannya ada alun-alun dengan mesjid di sisi Barat.

No comments:

Post a Comment