Thursday, February 12, 2015

La Seine de Semarang

Sungai Seine Paris

Di dalam bayangan saya timbul beberapa ramalan tentang perubahan tata ruang kali yang membelah kota Semarang tersebut. Dengran jalan inspeksi selebar 7 meter di kedua tepi sungai, menjadi peluang masuknya kendaraan beroda empat, dihubungkan dengan lokasinya di pusat perdagangan. maka bukan hanya orioritasi rumah saja yang berganti. Tetapi fungsinya pun dapat berubah menjadi pertokoan yang memanjang. Kemudian akan diikuti oleh para pedagang kaki lima di tepi jalan yang berbatasan langsung dengan sungainya.

Jika dikembangkan lebih lanjut, dengan penerangan lampu jalan yang didisain dengan seksama. diberi pohon-pohon peneduh yang diatur rapi. pokoknya landskap di sepanjang kali tersebut di tata sedemikian rupa sehingga memiliki nilai arsitektur, tak ubahnya La Seine de Semarang. Seperti sungai Seine yang membelah kota Paris, kali Semarang pun dapat menjadi obyek pariwisata di dalam kota.

Semua itu harus diikuti dengan peraturan-peraturan yang mengatur ketertiban dan kebersihan kota. Misalnya tidak diperkenankan membuang sampah. kotoran baik langsung atau tidak langsung ke sungai tersebut. Selain itu bangunan-bangunan di sepanjang kali, atau toko-toko di situ diatur sehingga tidak ada papan-papan reklame yang malang melintang, penampilan bangunan ditata seharmonis mungkin bahkan kalau perlu di pergunakan citra arsitektur "ketradisionalan'. Bagaimana juga normalisasi Kali Semarang memberikan banyak kemungkinan bagi peningkatan kwalitas kota.

Uraian ini sekedar mencoba menyimak betapa pentingnya bagi kita. untuk bersiap-siap menanggapi perubahan tata ruang di sepanjang  kali tersebut setelah normalisasi . Tentunya dengan harapan dapat mendorong segala dampak positif yang mungkin timbul mengingat perubahan tata ruang yang terjadi  bersifat total. Akhir kata, revolusi tata ruang di Kali Semarang menarik untuk diteliti dan dikembangkan.

No comments:

Post a Comment