Thursday, February 12, 2015

Satu antisipasi

Setelah Normalisasi

Tumbuhnya kota hampir di seluruh dunia adalah secara organik. Sedikit demi sedikit pemukiman tumbuh pada suatu titik penting seperti tempat-tempat suci, persimpangan jalan, aliran sungai dan sebagai-nya.

Bahkan pertumbuhan secara organis ini tetap tidak dapat dihindari oleh kota-kota yang didirikan baru sama sekali dengan satu perencanaan yang dianggap matang sekalipun. Kota Brasilia misalnya dibangun berdasarkan acuan mobil sebagai sarana transportasi, karena Jarak antara berbagai sektor kota memang berjauhan. Rencana kota yang menyeluruh tidak memberi peluang bagi timbulnya 'slum'. Namun, akibat dari pembangunan kota yang menjadi magnit bagi mengalirnya urbanisasi, mendorong tumbuhnya rumah-rumah liar yang mencoreng-moreng 'perencanaan yang matang' yang semula dipuja-puja.

Kota Semarangpun tumbuh secara organis, bahkan pembentukan tata ruang kotanya secara 'unselfconscious'. Memang banyak pemukiman-pemukiman baru yang terencana, tetapi itu semua ada karena pertumbuhan pusat kegiatan di pusat kota yang tumbuh tanpa seorangpun mengetahui kemana arahnya.

Seperti telah dikemukakan bahwa pertumbuhan kota bermula dari embrionya di Kali Semarang dan kebetulan pada penggal Kali yang diteliti yaitu dari jembatan di jalan Ki Mangun Sarkoro hingga jembatan di jalan KH Agus Salim,termasuk wilayah kota yang paling tua. Tentunya dengan membabat beberapa bangunan tua serta pemukiman liar yang tumbuh sporadis dengan diganti jalan inspeksi akan menimbulkan berba¬gai antisipasi yang tercatat dalam data-data seperti ini: Para penghuni dari ke tigapuluh sampel rumah yang merencanakan untuk merubah arah orientasi rumah ke Sungai 39%, masih ragu-ragu 32%,dan tidak akan merubah orientasi 29%. Ketika ditanya tentang pembuangan kotoran, 46% dari rumah-rumah itu tidak memiliki kakus alias penghuninya buang hajat ke Sungai langsung, Ini menunjukkan betapa tinggi tingkat polusi yang terjadi di Kali Semarang. Lalu, antisipasi apa yang akan terjadi bila jalan inspeksi sudah jadi? Apakah nantinya di sepanjang sungai akan bermunculan WC umum yang mengotori keindahan kota? Tetapi, ada satu harapan bila dilihat dari hasil interview mengenai Geomancy (pengaruh tata letak rumah terhadap kehidupan dan penghidupan)t ternyata 68% tidak percaya dan hanya 32% yang percaya bahwa memberi orientasi rumah ke sungai akan merugikan. Berarti ada kemungkinan di masa mendatang penduduk di situ akan membuka orientasi rumahnya ke jalan inspeksi walaupun kita tidak tahu 'kapan'.

No comments:

Post a Comment